Mak Yati and Her Inspiring Life
Belajar tidak harus selalu dari orang yg pintar dan cerdas, tetapi kita bisa juga berguru kepada orang yg mungkin “level”-nya berada di bawah kita.
Sekitar sebulan yg lalu, tepat pada saat hari raya Idul Adha, saya membaca di surat kabar elektronik bahwa di kawasan Tebet – Jakarta terdapat seorang pasangan suami istri yg berprofesi sebagai pemulung mengantarkan hewan kurbannya ke Mesjid yg berada tidak jauh dr tempat dimana mereka tinggal.
Bukan hanya 1 ekor yg dia antarkan, tp 2 ekor .
Untuk membeli 2 ekor hewan kurban tersebut, si pemulung harus menabung selama 3 tahun .
Hmm,
Inilah yg patut ditiru, meskipun untuk biaya hidup sehari-hari sedkit susah, tp pasangan ini tetap mau menyisihkan sebagian hartanya (selama 3 tahun) untuk dapat membeli hewan kurban.
Tekadang kita selalu mementingkan kepentingan dunia dan lalai terhadap kepentingan akhirat, termasuk saya.
Mudah-mudahan apa yg dilakukan oleh Mak Yati ini menjadi contoh bagi sebagian orang di luar sana yg hatinya masih belum terbuka.
Banyak orang yg takjub akan hal yg telah ia lakukan. Bahkan berita ini terdengar oleh rombongan jamaah haji yg tahun ini berkesempatan melakukan rukun islam yg ke-5. Mereka pun akhirnya patungan untuk memberangkat Mak Yati bersama suami untuk melakukan rukun islam yg ke-5. Si Mak dan suami hanya tinggal menyiapkan diri dan menjaga kesehatan saja.
Alhamdulillah, Insya Allah tahun depan Mak Yati dan suami akan berangkat haji (ONH Plus) .